Gus Sholah: Kritik dengan Data Bukan Fitnah

Gus Sholah: Kritik serta Data Bukan Fitnah. Kamu pantas sering belaja buat mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka serta keterangan terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan termulia internal membaca share terbaru.
Wartaislami ~ Islam tak menafikan adanya pemimpin yang zalim internal menjalankan pemerintahannya. Pemimpin Pondok Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid berpendapat, pemimpin zalim dapat diartikan selaku pemimpin yang melanggar aturan atau tiada memperhatikan rakyat, menyebabkan rakyat menderita, atau tiada adil.
Menurut pria yang erat disapa Gus Sholah ini, tiada ada perbedaan signifikan internal mengkritik pemimpin yang zalim. Kritik pantas tetap disampaikan serta cara yang baik atau data yang valid. “Dengan fakta-fakta atau data-data, bukan serta fitnah,” ujar ia.
Kritik, kata Gus Sholah, hendaknya disampaikan terkait serta kebijakan yang dihasilkan oleh pemimpin, bukan pribadi sang pemimpin itu sendiri. Ini pantas disampaikan serta bahasa yang baik, tiada kasar, atau tiada mengandung sentimen pribadi. Pada masa kini, kritik dapat dilakukan serta berbagai media, baik surat terbuka, televisi, Facebook, Twitter, bahkan serta demonstrasi. “Asal sesuai serta aturan yang ada,” kata putra pendiri Nahdlatul Ulama (NU) ini.
Dalam konteks wilayah tertentu, seperti kota atau negara, menteri ataupun pejabat di bawah presiden atau gubernur juga boleh memberikan saran. Namun, ini tiada boleh disampaikan di ruang-ruang terbuka. Para menteri dapat berjumpa langsung serta presiden buat menghendaki kebijakan ditinjau kembali. Jika ketetapan telah dibuat, kata Gus Sholah, menteri pantas menampung ketetapan tersebut atau tiada menyampaikan protesnya secara terbuka di luar pertemuan tersebut.
Hal serupa juga berlaku porsi para ulama. Para ulama yang ingin menyampaikan kritik atau saran hendaknya disampaikan lewat organisasi. Mereka dapat menghendaki waktu buat berjumpa langsung serta para pemimpin atau menyampaikan kritik serta saran secara santun. Semakin jelas atau detail kritik yang diberikan, bakal semakin baik.
Adapun kritik yang disampaikan lewat meme atau berita-berita di media sosial, menurut Gus Sholah, tiada dapat disebut selaku kritik.Meme makin bersifat sindiran, selagi berita yang disebar di media sosial pantas dipastikan dulu kebenarannya. “Untuk pers kan juga ada,cover bold side. Informasi dari kedua belah pihak pantas berimbang,” ujar ia.
Gus Sholah menekankan agar berita yang belum jelas hendaknya diklarifikasi terlebih dahulu agar tiada menjelma fitnah. Apabila ditemukan hal buruk internal kebijakan yang dibuat oleh pimpinan, kritik itu hendaknya tetap disampaikan sesuai serta aturan yang berlaku. “Kalau kita menduga korupsi, kita laporkan ke KPK. Kalau itu perilaku pribadi, misal selingkuh, sebaiknya kita tiada membuka aib itu ke publik.”
Source: www.republika.co.id via metroislam.com


Source Article and Picture : www.wartaislami.com