Sunni-Syiah Yang Penting Jumpa Allah

Sunni-Syiah Yang Penting Jumpa Allah. Kamu perlu sering belajar porsi mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka bersama keterangan terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan jempolan internal membaca share terbaru.
Wartaislami.com ~ Selama Islam masih eksis di dunia ini maka selama itu pula pertentangan dua kubu besar internal Islam yaitu Sunni atau Syiah bakal terus ada. Ibarat dua lingkaran bersama dua warna kontras, seperti hitam atau putih atau merah atau kuning, keduanya tak bisa disatukan. Namun internal ilmu matematika kedua lingkaran berbeda tersebut ada titik temu, dinamakan daerah Arsiran, pertemuan kedua lingkaran berbeda warna bakal membentu warna pertama kali, warna yang mengikat keduanya bersama kuat.
Sebelum kita membahas titik temu keduanya, ada baiknya porsi selagi kita keluarkan dulu wahabi/salafi dari golongan sunni agar makin adem, karena kelompok ini pertama kali muncul 100 tahun lalu, aliran ini bisa jadi tetap ada ikut mewarnai Islam atau nanti bakal hilang seiring bersama perkembangan zaman, sama halnya bersama aliran khawarij yang muncul di awal perkembangan Islam atau waktu ini hilang tertiup aliran udara. Kita juga keluarkan kelompok ekstrim Syiah yang senang mencaci para sahabat atau juga Istri Nabi dari kelompok Syiah bersama tujuan agar makin adem, karena kita sedang mencari titik arsir keduanya.
Pertanyaan mengutip, apa kira-kira daerah arsir yang mempertamukan tengah Sunni atau Syiah. Dari segi jumlah, penganut sunni jauh makin besar dari Syiah, 90% berbanding 10% (Wikipedia). Titik temu utama kedua golongan yang sudah ada sejak zaman dulu ini benar keduanya menyembah Allah atau menanggung Nabi Muhammad SAW bagaikan Nabi/Rasul mereka. Inilah titik pertemuan paling erat dari kedua aliran ini.
Dalam pengantar buku Islam Syiah, Asal Usul atau Perkembangannya yang ditulis oleh Allamah M.H. Thabathaba’i, profesor studi Islam di Universitas George Washington Amerika Serikat, Seyyed Hossein Nasr, 79, melaporkan ada lima prinsip agama atau ushuluddin Islam Syiah, yaitu:
Tauhid, yakni kepercayaan kepada keesaan Ilahi
Nubuwat, yakni kenabian
Ma’ad, yakni kehidupan akhirat
Imamah atau keimanan, yakni kepercayaan adanya imam-imam bagaikan pengganti nabi
Adil atau Keadilan Ilahi.
Menurut Nasr, internal tiga prinsip dasar, yakni Tauhid, Nubuwat, atau Ma’ad, Sunni atau Syiah bersepakat.
“Hanya dua prinsip dasar yang lain, yakni Imamah atau Keadilan, mereka berbeda,” ujar ia. (Tempo)
Prof Quraish Shihab internal Buku Sunnah-Syiah, Bergandengan Tangan, Mungkinkah? Menulis :
Secara umum ada dua kelompok umat Islam bersama jumlah pengikut yang besar yaitu kelompok Ahlussunnah wa al-Jamaah atau kelompok Syiah.
Kelompok pertama secara harfiah dari kata Ahl as-sunnah benar orang-orang yang konsisten mengikuti tradisi Nabi Muhammad. Baik internal tuntunan lisan maupun amalan serta sahabat mulia beliau. Golongan ini percaya perbuatan manusia diciptakan Allah atau baik buruknya karena qadha atau qadar-Nya. Kelompok Ahlussunah juga memperurutkan keutamaan Khulafa’ar-Rasyidin sesuai bersama urutan atau masa kekuasaan mereka.
Shihab mengaku kesulitan porsi menjelaskan siapa saja yang dinamai Ahlussunah internal pengertian terminologi. Secara umum, menggunakan berbagai pendapat, golongan ini benar umat yang mengikuti aliran Asy’ari internal urusan akidah atau keempat imam Mahzab (Malik, Syafi’i, Ahmad bin Hanbal, atau Hanafi).
“Sebelum memulai bersama siapa Syiah, perlu digarisbawahi, kelompok Syiah pun menamai diri Ahlussunah,” ujar ia. Tapi definisinya tentu berbeda. Syiah memang mengikuti tuntunan sunah Nabi, tapi ada sejumlah perbedaan bentuk dukungan atau tuntunan itu.
Muhammad Jawad Maghniyah, ulama beraliran Syiah, mendefinisikan berkenaan kelompoknya. Syiah yang secara kebahasaan berarti pengikut, pendukung, pembela, atau pecinta ini benar kelompok yang meyakini bahwa Nabi Muhammad telah menetapkan bersama nash (pernyataan yang pasti) berkenaan khalifah beliau bersama menunjuk Imam Ali.
“Definisi ini hanya mencerminkan sebagian dari golongan Syiah, tapi porsi selagi dapat diterima,” kata Shihab.
Perbedaan tengah Syiah atau Ahlusunnah yang menonjol benar masalah imamah atau jabatan Ilahi. Khususnya ada tiga hal pokok yang diyakini Syiah atau ditentang Ahlussunnah. Ketiganya benar pandangan berkenaan Nabi belum menyampaikan seluruh ajaran/hukum agama kepada umat, imam-imam berwenang mengecualikan apa yang telah disampaikan Nabi Muhammad SAW, atau imam-imam memiliki kedudukan yang sama bersama Nabi internal segi kemaksuman (keterpeliharaan dari perbuatan dosa, bahkan tak siapa tahu keliru atau lupa).
Keberatan itu, tulis Shihab, tertuang internal buku karangan Syaikh Abu Zahrah berjudul Tarikh al-Maadzahib al-Islamiyah. Bagi kaum Syiah, imam yang mereka percayai ada dua belas orang jumlahnya. Mulai dari Imam Ali sampai Imam Mahdi. Mereka benar manusia pilihan Tuhan yang kekuasaannya bersumber dari Allah.
Pemahaman berkenaan imamah internal syiah ini mirip bersama kedudukan Mursyid internal tarekat, dimana otoritas yang di miliki seorang Mursyid berpokok dari Allah, dari Mursyid bakal terdengar kembali kalam-kalam Allah yang Maha Hidup atau Maha Berkata-kata. Pengamal tasawuf apakah ia berpokok dari sunni maupun syiah, tentu keduanya mengantongi pemahaman yang sama berkenaan pemimpin Ilahi walau menyebutnya bersama istilah berbeda.
Akan tetapi, internal pandangan Suni (pengamal tarekat), otoritas Ilahiyah tersebut tak selamanya perlu berpokok dari Keturunan Nabi, karena Allah memberikan cahaya-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, sesuai bersama firman Allah internal surat an-Nur-35.
Pembahasan berkenaan sunni atau syiah dari perpekstif tasawuf sudah pernah aku tulis 7 tahun lalu internal tulisan Sunni-Syiah Yang Penting Jumpa Allah atau tulisan ini mudah-mudahan bisa memberikan kecil ketenangan di kalangan ummat di tengah keterangan-keterangan negatif berkenaan syiah di media sosial. Sudah bagaikan sifat dasar manusia secara umum menyenangi keterangan negatif, kebutuhan ini dijawab oleh pemilik media porsi menampilkan berita-berita sampah bagaikan “makanan” fikiran manusia awam oleh karena itu fikirannya semakin awam.
Source: www.sufimuda.net

Source Article and Picture : www.wartaislami.com